
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin saat menghadiri acara doa bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bersama ratusan driver Gojek di Masjid Al Latief, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (5/9/25) malam.
Suarabantenpost.com JAKARTA – Lonjakan jumlah kendaraan bermotor di Jakarta terus menjadi perhatian serius aparat kepolisian. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, mengungkapkan bahwa setiap tahun ibu kota mencatat pertumbuhan kendaraan dengan angka yang sangat signifikan.
Kondisi ini dipandang sebagai salah satu faktor penyebab utama persoalan lalu lintas dan kemacetan yang semakin kompleks.
Hal tersebut disampaikan Komarudin saat menghadiri acara doa bersama dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW bersama ratusan driver Gojek di Masjid Al-Latief, Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (5/9) malam. Dikutip media Sindonews.com, Sabtu (6/9/2025).
Menurut Komarudin, data menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2024, kendaraan dengan pelat nomor B yang terdaftar mencapai lebih dari 850 ribu unit. Dari jumlah itu, diperkirakan sekitar 85 ribu di antaranya merupakan kendaraan roda empat baru yang beroperasi di Jakarta.
“Kalau kita ambil hitungan sederhana, satu persen saja atau sekitar delapan ribu kendaraan roda empat baru dengan panjang rata-rata dua meter. Maka dibutuhkan 16 kilometer hanya untuk menampung kendaraan tersebut. Itu kira-kira dari Tomang sampai Cawang. Dan itu baru untuk parkir, belum bicara kendaraan yang bergerak di jalan,” ujar Komarudin.
Ia menegaskan, fakta ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang dihadapi Jakarta. Persoalan pertumbuhan kendaraan, kata Komarudin, tidak bisa dibiarkan berjalan tanpa solusi bersama.
Karena itu, kepolisian berencana mengajak para pengemudi ojek online, termasuk komunitas Gojek, untuk berdiskusi mengenai persoalan lalu lintas dan mencari jalan keluar yang bisa dijalankan bersama.
Namun demikian, rencana diskusi yang semula dijadwalkan awal September 2025 terpaksa ditunda. “Karena situasi akhir Agustus kemarin sempat diwarnai sejumlah kericuhan. Maka agenda ini kami undur demi menjaga situasi tetap kondusif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Komarudin menilai bahwa transportasi merupakan bagian vital dari kehidupan masyarakat perkotaan.
Ia mengibaratkan transportasi sebagai “urat nadi” yang menopang aktivitas sehari-hari warga. Oleh sebab itu, setiap pemangku kepentingan, baik pemerintah, aparat, maupun pengguna jalan, harus sama-sama berperan aktif dalam mencari solusi.
“Permasalahan transportasi di Jakarta bukan hanya urusan polisi, tapi tanggung jawab kita semua. Kalau tidak ada kesadaran bersama, maka dampaknya akan terus kita rasakan setiap hari,” tegas Komarudin.
Acara doa bersama yang digelar malam itu menjadi ajang silaturahmi sekaligus wadah dialog informal antara aparat dan para pengemudi ojek online. Para driver menyambut baik perhatian pihak kepolisian terhadap keresahan yang juga mereka alami sehari-hari di jalan raya.
Dengan pertumbuhan kendaraan yang terus meningkat, Jakarta dituntut tidak hanya membangun infrastruktur transportasi yang memadai. Akan tetapi juga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan kendaraan pribad.
Upaya memperkuat transportasi publik, pengendalian kendaraan baru, serta kedisiplinan pengguna jalan menjadi kunci penting untuk menekan laju kemacetan di ibukota.(Red)